Motor
DC adalah motor yang digerakkan oleh energi listrik arus searah. Salah satu
jenis motor DC adalah motor DC magnet permanen. Motor DC tipe ini banyak
ditemui penggunaanya baik di industri maupun di rumah tangga. Pada umumnya,
penggunaan motor DC jenis ini adalah untuk sumber – sumber tenaga yang kecil,
seperti pada rumah tangga dan otomotif.
Pengatur
Kecepatan Motor
DC
A. Alat
dan Bahan
1.
Transistor ............................................................ 2 buah
2.
Potensiometer 2k ................................................ 1 buah
3.
Dioda .................................................................. 2 buah
4.
Resistor 100𝜴 ..................................................... 1 buah
5.
Resistor 470 𝜴 .................................................... 1 buah
6.
Motor DC ........................................................... 1 buah
7.
PCB .................................................................... secukupnya
8.
Kabel
Jumper ...................................................... secukupnya
9.
Solder .................................................................. 1 buah
10. Timah
.................................................................. secukupnya
B. Dasar Teori
Motor
DC adalah motor yang digerakkan oleh energi listrik arus searah. Salah satu
jenis motor DC adalah motor DC magnet permanen. Motor DC tipe ini banyak
ditemui penggunaanya baik di industri maupun di rumah tangga. Pada umumnya,
penggunaan motor DC jenis ini adalah untuk sumber – sumber tenaga yang kecil,
seperti pada rumah tangga dan otomotif.
Sebuah motor DC magnet permanen biasanya tersusun
atas magnet permanen, kumparan jangkar, dan sikat (brush). Medan magnet
yang besarnya konstan dihasilkan oleh magnet permanen, sedangkan komutator dan
sikat berfungsi untuk menyalurkan arus listrik dari sumber di luar motor ke
dalam kumparan jangkar. Letak sikat di sepanjang sumbu netral dari komutator,
yaitu sumbu dimana medan listrik yang dihasilkan bernilai nol. Hal ini
dimaksudkan agar pada proses perpindahan dari sikat ke komutator tidak terjadi
percikan api. Medan stator memproduksi fluks Φ dari
kutub U ke kutub S. Sikat – arang menyentuh
terminal kumparan rotor di bawah kutub. Bila sikat – arang dihubungkan pada
satu sumber arus serah di luar dengan tegangan V, maka satu
arus I masuk ke terminal kumparan rotor di bawah kutub Udan
keluar dari terminal di bawah kutub S. Dengan adanya fluks stator
dan arus rotor akan menghasilkan satu gaya F bekerja pada
kumparan yang dikenal dengan gaya Lorentz. Arah Fmenghasilkan torsi
yang memutar rotor ke arah yang berlawanan dengan jarum jam. Kumparan yang
membawa arus bergerak menjauhi sikat – arang dan dilepas dari sumber suplai
luar. Kumparan berikutnya bergerak di bawah sikat – arang dan membawa
arus I. Dengan demikian, gaya F terus menerus
diproduksi sehingga rotor berputar secara kontinyu.
Komponen-komponen
yang terdapat pada motor DC yaitu:
1.
Kutub Medan
Secara sederhana digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan menyebabkan
perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang stasioner dan
dinamo yang menggerakkan bearing pada ruang di antara kutub
medan. Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan, yaitu kutub utara dan kutub
selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi bukaan di antara kutub –
kutub dari utara menuju selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih
kompleks, terdapat satu atau lebih elektromagnet. Elektromagnet menerima
listrik dari sumber daya luar sebagai penyedia struktur medan.
2.
Rotor
Bila arus masuk menuju kumparan jangkar, maka arus ini akan menjadi
elektromagnet. Rotor yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk
menggerakkan beban. Untuk motor DC yang kecil, rotor berputar dalam medan
magnet yang dibentuk oleh kutub – kutub, sampai kutub utara dan kutub selatan
magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arus berbalik untuk merubah kutub
– kutub utara dan selatan rotor.
3.
Komutator
Komponen ini terdapat pada motor DC dan berfungsi
untuk membalikkan arah arus listrik dalam kumparan jangkar. Komutator juga
membantu dalam transmisi arus antara kumparan jangkar dan saluran daya.
Berdasarkan penguatannya, motor arus searah dapat diklasifikasi-kan menjadi
motor DC penguatan terpisah dan penguatan sendiri (self excited). Motor-motor
pada masing-masing kelompok memiliki karakteristik kecepatan-torsi yang
berbeda.
1.
Motor DC magnet permanen
Kumparan medan berupa magnet permanen, sehingga medan magnet yang
dihasilkan berupa fluks magnetik konstan. Oleh karena fluks magnetik konstan,
maka arus medan yang dihasilkan juga konstan.
2.
Motor DC penguat terpisah
Kumparan medan dibentuk dari sejumlah besar kumparan dengan penampang kawat
yang kecil. Kumparan medan tipe ini dirancang untuk tahan bekerja dengan
tegangan nominal motor. Arus medan dan arus jangkar dipasok dari sumber yang
berbeda.
3.
Motor DC shunt / parallel
Kumparan medan sama seperti pada penguat terpisah, tetapi kumparan medan
terhubung secara paralel dengan rangkaian rotor. Satu sumber yang sama
digunakan untuk menyuplai kumparan medan dan rotor. Oleh karena itu, total arus
dalam jalur merupakan penjumlahan arus medan dan arus jangkar. Kecepatan motor
DC jenis ini pada prakteknya konstan, tidak tergantung pada beban (hingga torsi
tertentu setelah kecepatannya berkurang). Oleh karena itu, motor DC jenis ini
cocok untuk penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti
peralatan mesin.
4.
Motor DC seri
Kumparan medan dihubungkan secara seri dengan kumparan jangkar. Oleh karena
itu, arus medan sama dengan arus jangkar. Pada saat kondisi awal, arus starting
pada motor DC jenis ini akan sangat besar. Untuk itu, pada saat menjalankan
motor harus disertai beban sebab apabila tanpa beban motor akan mempercepat
tanpa terkendali. Kumparan medan terbuat dari sejumlah kecil kumparan dengan
penampang kawat yang besar. Tipe demikian dirancang untuk mengalirkan arus
besar dan terhubung seri/deret dengan kumparan rotor. Motor DC jenis ini cocok
untuk penggunaan yang memerlukan torsi penyalaan awal yang tinggi, seperti
derek dan alat pengangkat hoist.
5.
Motor DC kompon/campuran
Konfigurasi
motor DC tipe ini menggunakan gabungan dari kumparan seri danshunt/paralel.
Pada motor DC jenis ini, kumparan medan dihubungkan secara paralel dan seri
dengan kumparan jangkar. Dengan demikian, motor DC jenis ini akan memiliki
torsi penyalaan awal yang baik dan kecepatan yang stabil. Semakin tinggi
persentase penggabungan, yaitu persentase kumparan medan yang dihubungkan
secara seri, maka semakin tinggi pula torsi penyalaan awal yang dapat ditangani.
Penggunaan motor DC dewasa ini sudah
sangatlah umum, salah satu kelebihan motor DC adalah relatif gampang didapat
dan mudah diatur kecepatan putarnya. Secara umum pengaturan kecepatan motor DC
adalah dengan menggunakan cara analog.
C. Langkah Percobaan
1.
Buatlah rangkaian sesuai dengan Gambar 1
Gambar 1. Rangkaian Pengendali Kecepatan
Motor DC
2.
Motor DC akan berputar setelah dihubungkan dengan
suply DC sampai putaran mendekati 1.000 Rpm, misalkan 1.050 Rpm.
3.
Setting untuk mengatur posisi potensiometer sebagai pengatur
tegangan.
4.
Ukurlah
keluaran kecepatan motor, kemudian catat hasilnya pada tabel
data hasil pengukuran.
D. Data
Hasil Percobaan
a.
Gambar Hasil Rangkaian
b.
Tabel Hasil Pengukuran
No
|
Vin
|
RPM
|
1.
|
1 Volt
|
|
2.
|
2 Volt
|
|
3.
|
3 Volt
|
|
4.
|
4 Volt
|
|
5.
|
5 Volt
|
|
6.
|
6 Volt
|
|
7.
|
7 Volt
|
|
8.
|
8 Volt
|
|
9.
|
9 Volt
|
|
10.
|
10 Volt
|
|
11.
|
11 Volt
|
|
12.
|
12 Volt
|
|
13.
|
13 Volt
|
|
14.
|
14 Volt
|
|
15.
|
15 Volt
|
E. Analisa Data
Rangkaian pengatur kecepatan motor DC tersebut
terbagi dalam 2 buah transistor, suatu potensiometer dan dua buah dioda.
Transistor pada rangkaian pengatur kecepatan putaran motor DC dirangkaian
dengan cara darlinton untuk memasimalkan supply arus dan tegangan/voltage ke
motor DC. Skema rangkaian pengatur kecepatan putaran motor DC tersebut adalah
driver motor DC jenis emitor follower. Rangkaian pengatur kecepatan motor DC di
atas akan mengatur kecepatan putaran motor DC dari tuas potensiometer VR1 2
KOhm yang berperan untuk memberikan tegangan/voltage bias basis transistor
dengan tipe Q1 2N3053 yg setelah itu dikonfigurasikan dengan cara darlinton
dengan transistor dengan tipe Q2 2N3055 hingga transistor dengan tipe Q2
tersebut On sesuai tegangan/voltage bias yang didapatkan dari potensiometer dan
motor DC memperoleh supply tegangan/voltage lewat transistor Q2.
F.
Kesimpulan
Dari hasil percobaan diatas dapat disimpulkan
bahwa semakin besar tegangan/voltage bias basis yang diberikan lewat
potensiometer VR1 maka semakin besar pula arus dan tegangan/voltage yg
dialirkan ke motor DC lewat Q2, sehingga makin cepat juga kecepatan putaran
motor DC itu. Di skema rangkaian pengatur kecepatan putaran motor DC di atas
ada 2 buah dioda Dioda 1 & Dioda 2 1n4004 yg keduanya berperan sebagai
sumber untuk membuat tegangan/voltage induksi dari motor DC.
Daftar Pustaka
Blogspot.com.
2013. Pengenalan Tentang Motor DC.
http://rasydinsjatry.blogspot.com/2013/04/pengenalan-tentang-motor-dc.html,
diakses 20 April 2014.
Corelita.com.
2013. Cara Membuat Skema Rangkaian
Pengatur Kecepatan Motor DC.
http://corelita.com/cara-membuat-skema-rangkaian-pengatur-kecepatan-motor-dc/,
diakses 20 April 2014.
Blogspot.com.
2010. Pengaturan Kecepatan Motor DC.
http://budysucks.blogspot.com/2010/11/pengaturan-kecepatan-pada-motor-dc.html,
diakses 20 April 2014.
TERIMA KASIH SANGAT BERMANFAAT BRO
ReplyDeleteGan untuk pengatur tegangan nya agar antara rentang 12-40 Volt dan arus max 10 ampere, apa yang harus diganti? Thanks
ReplyDeleteGan, klo out maximal nya DC 110 volt bisa gak.. ini untuk motor alat olah raga Treadmill,
ReplyDeletegan untuk tr 2N3053 tidak ada,apa bisa di ganti ?
ReplyDeleteGan untuk 2n3055 bisa di ganti tip3055 gak?
ReplyDeleteGan saya mau tanya kalau untuk motor dc 3phasa
ReplyDeleteKira2 berapa gan potensio yg harus di gunakan
Tujuan meminimalis baget gan.
Trima kasih
Casinobonus777: 100% Up To €300 + 150 FS Bonus
ReplyDeleteCasinobonus777 1xbet скачать offers 100% up 카카오 스포츠 to €300 + 150 FS Bonus. Play 바카라사이트 casino games like 먹튀 신고 roulette, blackjack and more and get 100% up to 생활 바카라 €300 + 150 FS.